Tsunami Zona subduksi biasanya berada di sepanjang garis pantai,. Saat gempa zona subduksi menghantam, kerak bumi melentur dan pecah. Untuk gempa bumi yang lebih besar dari skala 7,5, hal ini dapat menyebabkan tsunami, gelombang laut raksasa, dengan menggerakkan dasar laut tiba-tiba. Namun, tidak semua gempa d zona subduksi akan menimbulkan SSDtipe konektor M.2 telah hadir guna memberikan kenyamanan yang lebih baik dibandingkan penggunaan HDD pada PC. Akan tetapi, SSD M.2 memiliki standar yang berbeda, seperti PCI Express 3.0 x 4 atau SATA 3.0. Oleh sebab itu, sebaiknya Anda menyimak artikel ini sampai selesai agar tidak bingung.Artikel berikut ini akan mengulas cara memilih SSD tipe konektor M.2 yang bagus. Maka panjang gelombang tsunami berkisar 2.050 km dengan cash. Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang sangat ditakuti di Indonesia. Pada saat 2004 silam saja, bencana alam ini merenggut ratusan ribu jiwa warga Aceh. Bahkan, masyarakat sekitar pantai apabila merasakan gempa yang cukup besar akan melakukan evakuasi diri menuju tempat yang lebih tinggi karena khawatir akan terjadi bencana tsunami. Salah satu bencana geologi ini sering terjadi di negara-negara yang termasuk ke dalam daerah ring of fire. Daerah ring of fire ini sangat rentan terjadi gempa vulkanik maupun tektonik sehingga sangat berpotensi juga untuk terjadi tsunami andaikata pusat gempa berada di lautan. Negara-negara yang rawan terkena bencana ini di antaranya adalah Indonesia, Jepang, Filipina, Papua Nugini, India, Bangladesh, Maladewa, dan Australia. Istilah tsunami merupakan adopsi dari bahasa Jepang. Tsunami menurut Beni 2006, adalah istilah yang berasal dari bahasa Jepang yang sekarang sudah menjadi istilah yang biasa dipakai di seluruh penjuru dunia. Tsunami berasal dari kata tsu yang berarti pelabuhan dan nami memiliki arti ombak. Masyarakat Jepang biasanya setelah terjadi bencana tsunami akan pergi ke pelabuhan untuk melihat seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan, sehingga dipakailah istilah tsunami Sutowijoyo 2005. Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Tsunami adalah gelombang besar yang dihasilkan oleh gempa bumi di dasar samudera, letusan gunung api, atau longsoran masa batuan di sekitar basin samudera Djunire 2009. Simandjuntak 1994 mengartikan tsunami sebagai salah satu kejadian alam yang dicirikan oleh terjadinya pasang naik yang besar secara medadak yang biasanya terjadi sesaat setelah terjadi goncangan gempa bumi tektonik. Gelombang yang dihasilkan oleh bencana alam ini dapat menghancurkan daerah pemukiman yang berada di dekat pantai. Berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG 2006, tsunami adalah gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan tinggi hingga lebih dari 900 km/jam, gelombang ini disebabkan oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Tsunami sendiri sangat berkaitan dengan perubahan bentuk dasar laut dengan cepat karena adanya faktor-faktor geologi, seperti letusan gunung berapi ataupun gempa bumi Sudrajat 1994. [read more] 2. Karakteristik Karakteristik umum dari tsunami pada dasarnya berbeda dengan karakteristik ombak pada biasanya. Ombak merupakan gelombang air yang dihasilkan dari tiupan angin, sedangkan tsunami merupakan gelombang yang dibentuk akibat adanya kegiatan geologi bumi. Tsunami merupakan gelombang yang dapat mencapai panjang gelombang lebih dari 150 km, serta memiliki kecepatan gelombang seperti pesawat jet, yaitu sekitar 800 km/jam King 1972. Menurut PVMBG 2006, kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut. Tsunami memiliki panjang gelombang antara dua puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih waktu antara kedua puncak tersebut diperkirakan antara 10 menit sampai 1 jam. Pada saat mencapai pantai yang dangkal, teluk, atau muara sungai, gelombang ini kemudian akan menurun kecepatannya, namun tinggi gelombang akan meningkat sehingga sangat bersifat merusak benda-benda yang berada di sekitar pantai. Berikut adalah tabel yang menerangkan tentang hubungan antara kedalaman gempa, kecepatan gelombang, dan panjang gelombang tsunami PVBMG 2006 Kedalaman meter Kecepatan km/jam Panjang Gelombang km 7 000 282 4 000 213 2 000 151 200 50 10 Pada laut dalam, tsunami akan bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, yaitu 500 sampai dengan 1000 km/jam. Siklus terjadinya gelombang kembali berkisar antara hitungan menit sampai satu jam. Saat mendekati pantai gelombang akan melambat dan ketinggian gelombang akan meninggi. Tinggi gelombang ini dapat berubah karena adanya konversi energi dari bentuk energi kinetik menjadi energi potensial. Berkurangnya kecepatan gelombang yang artinya ada perpindahan energi menjadi energi potensial yang menyebabkan bertambah tingginya gelombang Diposaptono dan Budiman 2006. 3. Sejarah Tsunami Istilah tsunami mulai tersebar luas di belahan dunia setelah terjadinya gempa besar di Jepang yang menyebabkan tsunami sehingga menewaskan sekitar 22 000 orang serta merusak pantai timur Honshu sepanjang 280 km. Kejadian tersebut terjadi pada 15 Juni 1896 Badan Meteorologi dan Geofisika 2010. Di Indonesia, tsunami diperkirakan terjadi pertama kali pada tahun 1618 di Nusa Tenggara Barat. Dalam kurun waktu tahun 1600 sampai 2006, Indonesia telah mengalami 108 kali kejadian tsunami. Sekitar 90% tsunami di Indonesia disebabkan gempa tektonik, 9% akibat letusan gunung api, dan hanya 1% dipicu oleh tanah longsor. 4. Jenis-Jenis Tsunami Klasifikasi tsunami berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi tsunami vulkanik dan tsunami tektonik. Jenis tsunami vulkanik adalah jenis tsunami yang disebabkan gempa yang berasal dari kegiatan vulkanik bumi, sedangkan tsunami tektonik disebabkan karena adanya gempa yang terjadi akibat aktivitas tektonik bumi. Tsunami Lokal dan Tsunami Berjarak Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6/PRT/M/2009, berdasarkan karakteristiknya tsunami dibedakan menjadi tsunami lokal dan tsunami berjarak. Tsunami lokal berhubungan dengan episentrum gempa di sekitar pantai sehingga waktu tempuh dari sumber kejadian sampai ke bibir pantai berkisar antara lima sampai tiga puluh menit. Biasanya dampak dari tsunami ini cukup besar karena kekuatan dari gelombang masih sangat terasa ketika sudah mencapai daratan. Tsunami berjarak adalah jenis tsunami yang paling umum terjadi di pantai-pantai yang bertemu langsung dengan Samudera Pasifik. Jenis tsunami ini memiliki sumber penyebab yang jauh dari bibir pantai sehingga kekuatan gelombang yang dihasilkan tidak sebesar tsunami lokal. Waktu tempuh pada saat gempa sampai terjadinya tsunami di daratan berkisar antara jam sampai 18 jam. 5. Penyebab Terjadi Tsunami menurut PVBMG 2006, dapat terjadi dari gempa tektonik maupun vulkanik apabila memenuhi syarat berikut Pusat gempa terjadi di dasar laut Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km Magnitude lebih besar dari Skala Richter Jenis patahan tergolong sesar naik atau sesar turun Sedangkan menurut King 1972 dan Anhert 1996, faktor-faktor yang dapat menyebabkan tsunami adalah sebagai berikut Ada retakan di dasar laut yang disertai dengan suatu gempa bumi. Retakan di sini maksudnya adalah suatu zona planar yang lemah yang melewati daerah kerak bumi. Ada tanah longsor, baik yang terjadi di bawah air atau yang berasal dari atas lautan yang kemudian menghujam ke dalam air. Ada aktivitas gunung berapi yang terletak di dekat pantai atau di bawah air yang sewaktu-waktu dapat terangkat atau tertekan seperti gerakan yang terjadi pada retakan. Berbeda halnya dengan Badan Meteorologi dan Geofisika 2010, menurut lembaga ini tsunami akan terjadi jika kekuatan gempa lebih dari SR, lokasi pusat gempa di laut dengan kedalam kurang dari 70 km, serta terjadi deformasi vertikal dasar laut. Gelombang tsunami paling sering disebabkan oleh gempa tektonik dangkal di perairan samudera pasifik. 6. Dampak Bencana alam tsunami dapat menyebabkan kerusakan material maupun korban meninggal. Berikut adalah data kejadian tsunami beserta dampaknya yang dihimpun sejak tahun 1961 hingga 2005 Diposaptono dan Budiman 2008. Tahun Jumlah Korban Terluka Jumlah Korban Meninggal Daerah Bencana 1961 6 2 NTT, Flores Tengah 1964 479 110 Sumatera 1965 tidak terdata 71 Maluku, Seram, dan Sanana 1967 100 58 Tinambung Sulawesi Selatan 1968 tidak terdata 392 Tambo Sulawesi Tenggara 1969 97 64 Majene Sulawesi Selatan 1977 tidak terdata 316 NTB dan Pulau Sumbawa 1977 25 2 NTT, Flores, dan Pulau Atauro 1979 200 27 NTB, Sumbawa, Bali, dan Lombok 1982 400 13 NTT, Larantuka 1987 108 83 NTT, Flores Timur, dan Pulau Pantar 1989 tidak terdata 7 NTT dan Pulau Alor 1992 2126 1952 NTT, Flores, dan Pulau Babi 1994 400 38 Banyuwangi, Jawa Timur 1996 63 3 Palu, Sulawesi Tenggara 1996 tidak terdata 107 Pulau Biak Irian Jaya 1998 tidak terdata 34 Tabuna Maliabu, Maluku 2000 tidak terdata 4 Banggai, Sulawesi Tenggara 2004 tidak terdata lebih dari 210 000 NAD dan Sumatera Utara 2005 tidak terdata tidak terdata Pulau Nias 2006 tidak terdata 668 Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta 2007 tidak terdata tidak terdata Bengkulu dan Sumatera Barat 7. Tsunami Paling Mematikan Tsunami paling mematikan di Indonesia tercatat pada tahun 1883 di Selat Sunda akibat letusan Gunung Krakatau, 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam, dan pada 17 Juli 2006 terjadi di bagian selatan Pulau Jawa. Tsunami tahun 1883 di Selat Sunda menelan korban jiwa sebanyak kurang lebih 36 000 orang karena kejadian tsunami menerjang Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Tsunami ini diperkirakan memiliki ketinggian sekitar 41 meter dan menghancurkan ratusan kota dan desa di sepanjang Pantai Selat Sunda di Lampung dan Banten. Bencana ini juga yang dianggap bertanggung jawab dalam berkurangnya populasi Badak Bercula Satu Rhinoceros sondaicus di Taman Nasional Ujung Kulon. Tsunami yang terjadi di Aceh disebabkan oleh gempa bumi yang berkekuatan Skala Richter yang berpusat sekitar 30 km di bawah kerak bumi. Hal tersebut menyebabkan lempeng Hindia dan Australia menyeret lempeng Eurasia masuk ke dalam sebagai akibat dari adanya pergerakan lempeng tektonik. Kejadian ini menyebabkan adanya gerakan secara tiba-tiba suatu lempeng ke arah atas sehingga mengakibatkan gelombang besar yang biasa disebut tsunami. Sebenarnya bencana ini tidak hanya terjadi di Aceh, gempa tektonik yang berkekuatan sama dengan bom berbobot 100 giga ton ini juga menyebabkan tsunami di hampir seluruh pantai yang berbatasn langsung dengan Samudera Hindia, seperti India, Maladewa, Myanmar, dan beberapa negara-negara yang terletak di Samudera Hindia, namun tentunya yang paling mendapat kekuatan gelombang terbesar adalah Aceh. Â 8. Tsunami di Indonesia Indonesia diapit oleh tiga lempeng aktif dunia, yaitu Eurasia, Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Kondisi ini menyebabkan peluang terjadinya gempa sangat tinggi. Gempa dan tsunami yang berasal dari laut sebelah selatan pulau Jawa akibat dari tumbukan antara lempeng oseanik Indo-Australia dan lempeng benua Eurasia Pribadi et al. 2006. Indonesia sendiri menempati urutan ketiga di dunia negara yang paling rawan terjadi bencana tsunami. Peringkat pertama adalah Jepang dan peringkat kedua adalah Amerika Serikat. Hal ini karena Jepang, Amerika Serikat, dan Indonesia dilalui oleh jalur pegunungan Ring of Fire Zaitunah 2012. Daerah-daerah di Indonesia yang paling rawan terkena bencana ini adalah Sebelah barat Pulau Sumatera Sebelah selatan Pulau Jawa Nusa Tenggara Sebalah utara Papua Sulawesi Maluku Sebelah timur Kalimantan Menurut Yulianto et al. 2008 gempa bumi di Indonesia rata-rata terjadi sebanyak 15 kali dalam sehari. Gempa bumi yang menyebabkan tsunami di Indonesia pun sering melanda. Berdasarkan data yang ada setidaknya dalam lima belas tahun terakhir tsunami di Indonesia terjadi rata-rata sekali dalam dua tahun. Gelombang tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2004 tercatat memiliki tinggi lebih dari 20 meter. Garis pantai yang terkena tsunami ini lebih dari 500 km. Daerah terparah akibat bencana ini adalah pantai barat mulai dari Banda Aceh hingga Meulaboh. Tsunami di pantai selatan Jawa yang terjadi pada 17 Juli 2006 diakibatkan gempa bumi berkekuatan SR. Namun ketinggian bencana ini tidak lebih dari tsunami yang terjadi di Aceh. Terjangan gelombang tsunami tersebut terjadi setelah seperempat sampai satu jam setelah gempa dengan kecepatan gelombang mencapai 200-600 km per jam. Gelombang tsunami di pantai selatan Jawa tersebut terjadi tiga kali dengan gelombang kedua merupakan gelombang tertinggi dengan selang waktu hanya 2-5 menit saja. Tinggi tsunami tersebut bervariasi antara 2-8 meter dengan konsentrasi energi tersebar menuju kabupaten Cilacap, Tasikmalaya, dan Ciamis. Ketinggian tsunami yang mencapai lebih dari 6 meter di pantai selatan Jawa terjadi di kecamatan Cikalong kabupaten Tasikmalaya, kecamatan Pangandaran kabupaten Pangandaran, dan kecamatan Binangun kabupaten Cilacap. Tinggi genangan yang melimpas ke daratan rata-rata kurang dari 2 m dengan arus berkecapatan 10-25 km/jam Diposaptono & Budiman 2008. 9. Mitigasi Mitigasi adalah suatu aktivitas untuk mengurangi dampak kerusakan atau kehilangan nyawa. Aktivitas mitigasi bencana alam diperoleh melalui berbagai tindakan analisis risiko untuk menghasilkan berbagai informasi perencanaan mitigasi FEMA 2008. Menurut Ihsan 2017, mitigasi bencana adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pada semua tindakan untuk mengurangi dampak dari suatu bencana yang dapat dilakukan sebelum suatu bencana terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan risiko jangka panjang. Mitigasi bencana tsunami dapat didekati dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan non fisik dan pendekatan fisik. Pendekatan Mitigasi Non Fisik Mitigasi bencana tsunami dengan pendekatan non fisik biasanya dilakukan dengan memetakan tingkat kerawanan daerah tertentu terhadap bencana tsunami selanjutnya diadakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan berbagai hal yang berkaitan dengan tsunami. Hal-hal yang disosialisasikan kepada masyarakat biasanya mengenai Pengertian tsunami Penyebab terjadinya tsunami Ciri-ciri akan terjadinya tsunami Dampak bencana alam tsunami Cara penyelamatan diri dan evakuasi jika terjadi bencana Sosialisasi ini penting agar masyarakat nantinya paham dan mengerti bagaimana cara mereka untuk menyelamatkan diri, andaikata terjadi bencana alam ini. Selain dengan sosialisasi, perlu diadakan juga simulasi aksi bencana tsunami. Simulasi ini dimaksudkan agar masyarakat tidak panik saat memperoleh informasi ketika akan terjadi bencana alam tsunami. Dengan adanya simulasi ini juga, masyarakat akan terbiasa dengan keadaan yang genting sehingga ketika saat terjadi bencana masyarakat sudah mengerti apa yang harus mereka lakukan. Pendekatan Mitigasi Fisik Mitigasi bencana dengan pendekatan fisik dapat dilakukan dengan upaya struktural, non struktural, maupun gabungan antar keduanya. Pemilihan upaya mitigasi fisik ini bergantung pada kondisi fisik pantai, tata ruang, tata guna lahan, serta modal yang tersedia. Mitigasi fisik tsunami dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya adalah Ihsan 2017 Pendekatan non struktural dengan sabuk hijau green belt Pendekatan non struktural dengan sabuk hijau misalnya perlindungan daerah pantai dari bencana tsunami dengan menggunakan vegetasi, seperti cemara laut Casuarina equisetifolia, bakau, pohon api-api, nipah, dan vegetasi lainnya yang berhabitat di pantai. Mitigasi dengan cara ini harus memenuhi persyaratan teknis dari vegetasi tersebut dalam meredam gelombang. Salah satu parameter yang paling penting adalah nisbah dari lebar hutan bakau dari pantai sampai ujung hutan mangrove yang menghadap langsung ke laut B dengan panjang gelombang tsunami L, atau dapat dirumuskan dengan B/L. Semakin besar nilai B/L maka semakin efektif metode mitigasi bencana tsunami dengan sabuk hijau. Hutan mangrove atau hutan bakau juga sangat efektif dalam meredam gelombang air laut atau ombak. Hutan mangrove ini dapat mencegah terjadinya abrasi juga. Pendekatan struktural dengan peringatan dini Salah satu upaya struktural dalam mitigasi bencana ini adalah pemberitahuan dini terjadinya tsunami. Penyampaian informasi ini dapat menggunakan sirine, lonceng, bel, dan sebagainya. Pemasangan alat pendeteksi dini mutlak harus dilakukan pada metode ini. Sistem peringatan dini menggunakan alat sensor kenaikan tinggi muka air laut, satelit, dan receiver gelombang yang langsung terhubung dengan alat pemberitahu bahaya bencana tsunami. Bangunan sipil penahan tsunami Bangunan sipil yang dikhususkan untuk menahan bencana tsunami di Indonesia belum pernah dibangun. Bangunan sipil ini dapat kita temui di negara Jepang. Meskipun sangat efektif dalam meredam terjangan gelombang air, bangunan ini dinilai merusak nilai estetik dari suatu lansekap di pantai. Bangunan sipil untuk evakuasi Lokasi evakuasi harus mudah dijangkau apabila bencana tsunami benar-benar terjadi. Lokasi evakuasi dapat berupa lahan yang memiliki ketinggian tertentu dan bangunan tinggi yang tahan terhadap gelombang dan getaran gempa. Apabila suatu pemukiman jauh dari dataran yang memiliki elevasi yang tinggi maka perlu dibuat suatu bangunan sipil yang dikhususkan untuk evakuasi. Bangunan ini sangat penting untuk mengurangi jumlah korban akibat dari lambatnya proses evakuasi ke daerah yang lebih tinggi. Â Itulah berbagai informasi mengenai tsunami. Semoga informasi ini menyadarkan kita akan bahayanya bencana ini sehingga kita lebih sadar pentingnya evakuasi dan mitigasi. Silakan berikan kritik dan saran membangun kepada kami di kolom komentar di bawah demi semakin baiknya informasi yang kami berikan kepada sahabat Forester Act. Referensi Anhert F. 1996. Introduction to Geomorphology. London UK Arnold. Beni S Ambarjaya. 2006. Tsunami Sang Gelombang Pembunuh. Jakarta ID CV Karya Mandiri Pratama. [BMKG] Badan Meteorologi dan Geofisika. Diposaptono S, Budiman. 2006. Tsunami. Bogor ID Buku Ilmiah Populer. Diposaptono S, Budiman. 2008. Hidup Akran dengan Gempa dan Tsunami. Bogor ID PT Sarana Komunika Utama. Djunire S. 2009. Kajian bahaya dan risiko tsunami berbasis geomorfologi untuk menunjang rencana tata ruang kota Manokwari provinsi Papua Barat [tesis]. Bogor ID Institut Pertanian Bogor. [FEMA] Federal Emergency Management Agency. 2008. Guidelines for Design of Structures for Vertical Evacuation from Tsunamis [internet]. [diunduh 2016 Des 25]. Tersedia pada 0726-1641-20490-9063/ Ihsan F. 2017. Perencanaan lanskap kota Pariaman provinsi Sumatera Barat berbasis mitigasi tsunami [skripsi]. Bogor ID Institut Pertanian Bogor. Kementerian Pekerjaan Umum. 2009. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Penetapan Status Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta ID Kementerian Pekerjaan Umum. King CAM. 1972. Beaches and Coasts 2nd edition. London UK Arnold. Pribadi S, Fachrizal, I Gunawan, I Hermawan, Y Tsuji, SS Han. 2006. Gempa Bumi dan Tsunami Selatan Jawa Barat 17 Juli 2006. Jakarta ID Badan Meteorologi dan Geofisika. [PVMBG] Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 2006. Gempa Bumi dan Tsunami. Simandjuntak TD. 1994. Tsunami dan gempa bumi dalam pinggiran lempeng aktif di Indonesia. Makalah Seminar Sehari Masalah Tsunami di Indonesia dan Aspek-Aspeknya. Bandung 6 September 1994. Sudrajat A. 1994. Sekilas tentang tsunami dan upaya penanggulangan bahayanya. Makalah Seminar Masalah Tsunami di Indonesia dan Aspek-Aspeknya. Bandung 6 September 1994. Sutowijoyo AP. 2005. Tsunami, karakteristiknya dan pencegahannya. Inovasi. 317- Yulianto E, F Kusmayanto, N Supriyatnam Dirhamsyah. 2008. Selamat dari Bencana Tsunami, Pembelajaran dari Tsunami Aceh dan Pangandaram. Jakarta ID UNESCO. Zaitunah A. 2012. Pemodelan spasial kerawanan kerusakan akibat tsunami pantai Ciamis Jawa Barat [disertasi]. Bogor ID Institut Pertanian Bogor. [/read] Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Semua Soal ★ Bencana Alam - PLH SD Kelas 6 / Soal no. 14 dari 15Tipe tsunami m = 2 memiliki artiA. Tinggi gelombang tsunami 1-2 mB. Tinggi gelombang tsunami 2 mC. Tinggi gelombang tsunami 2-4 mD. Tinggi gelombang tsunami 4-6 mPilih jawaban kamu A B C D E Kamu menjawab d selamat, jawaban kamu benar Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya Ujian Semester 2 Ilmu Pengetahuan Alam IPA SD / MI Kelas 3 › Lihat soalPermainan olah raga di bawah ini yang memanfaatkan gerak pantul adalah …. a. angkat besi b. Basket c. Renang d. lari PTS Bahasa Jawa Semester 2 Genap SD Kelas 6 › Lihat soalDina Sabtu lan Minggu sajroning liburan semester kepungkur bocah-bocah kelas enem SDN Tanggungan Gudo nganakake perkemahan sabtu malam minggu ing Bhumi Perkemahan Wonosalam Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang jam pitu esuk dina Sabtu, bocah-bocah lan Bapak Ibu Guru wis padha ngumpul ing sekolahan. Budhale numpak bis Indah Jaya. Irah-irahan judul perangan karangan ing dhuwur yaiku … _ A. Dina Sabtu lan Minggu ana kemahB. Bocah-bocah kelas VI kemahC. Kemah pramuka ing WonosalamD. Sabtu lan Minggu ing Bhumi Perkemahan Materi Latihan Soal LainnyaPAI Semester 1 Ganjil SD Kelas 3PAT Bahasa Jawa SMA Kelas 10Persiapan PTS PPKn SD Kelas 4Cerpen dan Novel - UTS Bahasa Indonesia SMA Kelas 11Seni Budaya Tema 1 Subtema 1 SD Kelas 5Pembagian dan Perkalian - Matematika SD Kelas 3UTS PPKn Semester 1 Ganjil SMA Kelas 11Ulangan Geografi SMA Kelas 11Seni Budaya Tema 1 SD Kelas 5Ulangan Tema 5 SD Kelas 5Cara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia. Jakarta - Gempa bumi baru saja terjadi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur NTT pada Selasa 14/12/2021. Gempa tersebut memiliki kekuatan magnitudo M 7, dari detiknews, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika pun merilis peringatan dini tsunami. Akan tetapi, setelah dua jam berlalu BMKG menghentikan peringatan dini tsunami bumi sendiri memiliki pengertian, getaran atau goncangan yang terjadi di permukaan bumi karena pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba dan menimbulkan gelombang seismik. Demikian dikutip dari laman Laboratorium Mekanika Tanah Universitas bumi umumnya disebabkan pergerakan lempeng/kerak bumi dan datangnya bencana alam ini bersifat soal gempa, sebetulnya gempa bumi seperti apa yang berpotensi menyebabkan tsunami? Sebelum mengetahui hal tersebut, kita bisa lebih dulu mengetahui apa saja jenis-jenis gempa Menurut Proses TerjadinyaGempa tektonik terjadi karena tumbukan lempeng-lempeng di litosfer bumi karena tenaga vulkanik terjadi akibat aktivitas gunung api. Gempa jenis ini hanya dirasakan di sekitar gunung api sebelum dirinya meletus, saat terjadi letusan, dan beberapa saat setelah terjadi runtuhan atau longsoran gempa jenis ini terjadi karena adanya area kosong di bawah lahan yang Berdasarkan Bentuk EpisentrumGempa sentral episentrum berbentuk titikGempa linear episentrum berbentuk Berdasarkan Kedalaman HiposentrumGempa bumi dalam kedalaman hiposenter melebihi 300 km di bawah permukaan bumiGempa bumi menengah kedalaman hiposenter berada di antara 60-300 km di bawah permukaan bumiGempa bumi dangkal kedalaman hiposenter kurang dari 60 Menurut JaraknyaGempa sangat jauh jarak episentrumnya di atas 10 ribu kmGempa jauh jarak episentrum di atas 10 ribu kmGempa lokal, jarak episentrum kurang dari 10 ribu Menurut LokasiGempa daratan episentrumnya terjadi di daratanGempa lautan episentrumnya terjadi di dasar laut. Gempa jenis ini menimbulkan terjadinya Berdasarkan Kekuatan MagnitudoBerdasarkan Pusat Peringatan Tsunami Pasifik, mengutip dari CNN Indonesia, ada ketetapan besaran kekuatan gempa yang bisa menyebabkan tsunami. Seperti ini rinciannyaMagnitudo di bawah 6,5 sangat kecil kemungkinannya bisa menimbulkan tsunamiMagnitudo 5,6-7,5 gempa dengan kisaran magnitudo ini jarang menghasilkan tsunami yang menyebabkan kerusakan atau korban jiwa. Apabila terjadi, kemungkinan disebabkan dampak lanjutan seperti tanah longsor atau longsor bawah antara 7,6-7,8 gempa dengan besaran ini bisa menyebabkan tsunami yang menimbulkan kerusakan, terlebih jika lokasinya ada di dekat pusat gempaMagnitudo 7,9 ke atas gempa sebesar ini dapat amat merusak dengan jangkauan yang luas, terlebih lagi untuk wilayah/area di dekat pusat gempa. Dalam peristiwa ini, akan terjadi perubahan permukaan laut secara signifikan dan ada kemungkinan gempa susulan dengan kekuatan 7,5 atau bahkan lebih jenis-jenis gempa bumi beserta mana saja yang berpotensi menimbulkan tsunami. Semoga membantu, detikers! Simak Video "Ternate Diguncang Gempa M 5,9" [GambasVideo 20detik] nah/row

tipe tsunami m 2 memiliki arti